Senin, 09 Februari 2009

Teori-teori Belajar Berorientasi Pada Pembelajaran Student Centered

Pembelajaran sebagai basis pendidikan merupakan satu pokok pemikiran dan upaya yang harus diciptakan agar situasi pembelajaran mendukung terjaminnya proses belajar bagi pebelajar. Belajar bagi pebelajar esensinya adalah interaksi antara pebelajar dengan materi yang dipelajarinya, sehingga terbangun pengetahuan, pengalaman dalam struktur kognitif yang berupa skema atas semua objek, pengalaman, lingkungan. Dalam pandangan konstruktivisme itu, hasil belajar hanya diperoleh apabila terjadi interaksi antara pebelajar dengan materi pelajaran, yang mana pebelajar harus melakukan sendiri interpretasi atas objek-objek, lingkungan, situasi yang dipelajarinya sehingga dapat terbangun pengetahuannya, dan bukan dari pemberian seorang yang lebih tahu atau dalam pembelajaran adalah dari guru.
Individu dapat menyerap pengetahuannya apabila dapat melakukan adaptasi kognitif melalui proses pengaitan pengetahuan lamanya (prior knowledge) dengan pengetahuan yang dipelajarinya sebagai sebuah asimilasi, sehingga dapat memperluas dan tanpa banyak memodifikasi struktur kognitifnya. Apabila proses adaptasi dengan cara asimilasi kurang dapat dilakukannya, maka kondisi seperti ini situasi perlu diciptakan sehingga pebelajar dapat melakukan proses modifikasi struktur kognitifnya dengan akomodasi, yakni membuat pemetaan baru dalam struktur kognitifnya.
Apapun yang dilakukan pebelajar dalam mencapai keseimbangan kognitif, pada intinya adalah menuju sebuah titik keseimbangan proses penyerapan pengetahuan sehingga muaranya diharapkan sampai pada kebermaknaan belajar. Pemikiran ini didasari oleh pandangan Piaget dan Ausubel, bahwa orientasi belajar dalam pembelajaran perlu diarahkan pada pencapaian keseimbangan proses penyerapan pengetahuan individu melalui asimilasi dan akomodasi menuju equilibrasi (keseimbangan) dan kebermaknaan belajar.
Untuk mencapai titik keseimbangan tersebut, banyak teori belajar pendukung perlu diterjemahkan oleh para agen pembelajaran (guru) secara riil, sehingga teori-teori itu memberian dukungan bagi keberhasilan proses belajar dan pembelajaran sebagaimana yang dihasilkannya.
Teori belajar adalah serangaian proposisi-proposisi tentang suatu upaya yang bilamana dilakukan dapat mengakibatkan terjadi proses belajar sebagaimana mestinya. Aplikasi teori belajar dalam proses belajar dan pembelajaran secara nyata dan konsisten perlu terus diupayakan, sehingga proses pembelajaran sebagai basis pendidikan dapat terus ditingkatkan dalam mengembangkan budaya belajar yang semestinya.
Kegagalan-kegagalan yang terus melanda dunia pendidikan kita, salah satu penyebabnya adalah kurang atau tidak konsistennya kita para praktisi pembelajaran dalam menerapkan teori-teori belajar yang sebenarnya memerlukan upaya dalam menciptakan kondisi sebagaimana berhasilnya teori itu ditemukan, atau bahkan pada umumnya para praktisi pembelajaran masih terlalu asing dengan teori-teori tersebut. Dengan demikian, salah satu yang perlu dilakukan bagi para guru adalah membaca dan memperkaya terus pemahamannya terhadap teori-teori belajar, sehingga spirit menyempurnakan pembelajaran akan terus tumbuh dan terpelihara dengan baik, dengan terus melakukan inovasi pembelajaran baik secara mandiri atau berkolaborasi dengan teman seprofesi.
Pada umumnya teori belajar menuntut penciptaan situasi pembelajaran yang memungkinkan pebelajar melakukan proses belajar. Berbagai pandangan psikologi belajar, apakah psikologi kognitif, psikologi behavioristik orientasinya adalah agar siswa secara aktif melakukan kegiatan belajar. Psikologi kognitif menekankan sorotannya pada proses belajar dari aspek kognitif, sedangkan psikologi behavioristik menekankan proses belajar dari aspek perilaku belajar yang dapat diamati. Kedua aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam proses belajar. Perlu diingat bahwa dalam diri pebelajar senantiasa berjalan seiring aspek jasmaniah dan ruhaniah, bahkan saling mempengaruhi.
Namun demikian, agar teori belajar tersebut berdampak bagi pebelajar maka guru sebagai orang yang lebih dewasa perlu berpikir bagaimana cara membantu pebelajar agar belajar, melalui pemikiran penciptaan situasi pembelajaran agar pebelajar secara aktif melakukan kegiatan belajarnya dan tentunya belajar dan pembelajaran diharapkan yang efektif.
Jadi apapun yang diupayakan guru, semestinya diarahkan bagi pencapaian belajar siswa, yaitu kompetensi belajar siswa, yang secara minimal sebagaimana diharapkan kurikulum dalam standar kompetensi yang tertuang dalam standar isi kurikulum pendidikan.
Beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah teori belajar penemuan Bruner, teori adaptasi kognitif Piaget, teori belajar bermakna Ausubel, teori belajar sosial Vygotsky.